Selasa, 13 Oktober 2009

Kikis kolestrol dengan Jeruk Bali

Jeruk bali bermanfaat bagi kesehatan. Kandungan pektinnya lebih banyak
dibandingkan dengan jeruk jenis lain. Pektin inilah yang dipercaya mampu
menurunkan kolesterol sekaligus mengurangi risiko sakit jantung.

Hampir semua orang kenal jeruk bali. Rasa dan bentuknya khas. Kulitnya
sering dimanfaatkan anak-anak di pedesaan sebagai bahan baku
mobil-mobilan.
Daging buahnya yang segar dan banyak mengandung air, bisa langsung
dimakan setelah dikupas atau sebagai campuran salad maupun rujak.
Buahnya yang berwarna putih dapat dijadikan manisan setelah dibuang
bagian kulit luarnya yang banyak mengandung kelenjar minyak.
Di Vietnam, bunganya yang harum digunakan untuk membuat parfum. Bukan
hanya itu, kayunya juga sering dimanfaatkan untuk gagang perkakas alat
dapur.

Jeruk bali bermanfaat menurunkan kolesterol dan melawan penyakit
jantung. Kenyataan tersebut diungkapkan peneliti asal Israel seperti
yang dirilis di berbagai situs kesehatan dunia.

Penelitian tersebut melibatkan 57 orang dengan kadar kolesterol tinggi
dan baru menjalani operasi bypass pembuluh darah koroner. Kandungan
lemak yang sangat tinggi menyebabkan tubuh pasien kebal terhadap
obat-obatan yang biasa dipakai untuk menurunkan kadar kolesterol.
Pasien-pasien tersebut kemudian dibedakan menjadi tiga kelompok.
*Kelompok pertama diberi hidangan jeruk bali dengan daging buah berwarna
merah selama 30 hari berturut-turut.
*Kelompok kedua diberi jeruk bali warna putih.
*Kelompok terakhir tidak diberi jeruk bali sama sekali.

Hasilnya, pasien kelompok pertama dan kedua sama-sama mengalami
penurunan lemak darah, sedangkan pasien di kelompok terakhir tidak
mengalami perubahan apa pun.
Diketahui pula bahwa jeruk bali merah diyakini lebih efektif menurunkan
kadar lemak, khususnya trigliserida.

Kandungan likopen jeruk bali berguna untuk meningkatkan daya tahan
tubuh.
Menurut para peneliti, daging buah segar maupun jusnya memiliki manfaat
yang sama. Temuan-temuan ini dilaporkan dalam Journal of Agricultural
and Food Chemistry.

Antibakteri

Para ahli dari Universitas Jagiellonian, Polandia, menemukan, ekstrak
jeruk bali mengandung antibakteri dan antioksidan yang bisa
"menenangkan" sistem getah perut untuk membantu proses penyembuhan. Dr.
Thomas Brzozowski, ketua penelitian, menyarankan agar para penderita
tukak lambung memasukkan jeruk ke dalam diet mereka meski secara alamiah
mengandung asam.
Selama ini penderita luka lambung diminta tidak memasukkan jeruk ke
dalam diet mereka, tetapi penelitian ini justru menyarankan sebaliknya.
Ekstraknya diyakini bisa mengurangi kadar enzim COX-1 dan COX-2 yang ada
dalam obat-obatan.
Kondisi ini memainkan peran utama dalam upaya penyembuhan lambung. Para
peneliti yakin ekstrak jeruk bali mampu menyatu dengan kedua enzim itu
dalam proses penyembuhah lambung.

Tak hanya bermanfaat menjaga kesehatan jantung dan lambung, jeruk bali
juga baik untuk kesehatan gusi karena kadar vitamin C-nya tinggi. Hal
ini diungkapkan Peneliti di Universitas Friedrich Schiller, Jerman, yang
menemukan kaitan kesehatan gusi pada mereka yang banyak mengonsumsi
jeruk bali.
Penelitian melibatkan 58 responden yang mengalami kerusakan gusi yang
cukup parah. Kenyataannya, jeruk bali membawa dampak positif setelah
dikonsumsi setiap hari selama sekitar dua minggu. Bahkan, dampak positif
itu juga berlaku bagi perokok maupun bukan perokok. Seperti diketahui
merokok adalah salah satu penyebab utama kerusakan gusi..

Manfaat lain jeruk bali, yakni membersihkan sel darah merah yang telah
tua didalam tubuh dan menormalkan hematokrit (persentase sel darah per
volume darah). Sekaligus sebagai sumber antioksidan penangkal kanker.

Jus Paling Favorit

Selain dikonsumsi segar, jeruk bali sering diolah dalam bentuk jus. Saat
membuat jus, Anda dapat mencampur jeruk bali dengan bahan atau buah
lainnya, sehingga rasanya jadi lebih nikmat.


Berikut contoh meramu jeruk bali yang baik untuk kesehatan:
#Sumber vitamin C dan penurun kolesterol
Konsumsi dua "siung" (helai dalam buah) jeruk bali ukuran sedang setiap
hari untuk mendapatkan manfaatnya secara maksimal.
#Minuman antioksidan dan antikanker
Ambil satu buah jeruk bali ukuran sedang yang telah dikupas dan dibuang
isinya. Masukkan ke dalam blender, tambahkan air secukupnya. Dapat juga
ditambahkan satu sedok madu dan buah lainnya seperti mangga atau pir.
Cara lain, ambil satu buah jeruk bali ukuran sedang yang telah dikupas
dan dibuang isinya, dan 1 cm jahe kupas. Masukkan seluruh bahan tersebut
ke blender dengan ditambah sedikit air.
#Manisan
Potong-potong daging kulit jeruk bali (kulit luarnya dibuang) berbentuk
juring, rebus dengan api kecil selama 60 menit. Buang air rebusannya,
tiriskan, lalu timbang. Siapkan gula pasir sama beratnya dengan berat
kulit jeruk yang telah direbus.
Taruh kulit jeruk rebus dalam panci, bubuhi air hingga terendam
seluruhnya, tambahkan gula pasir. Rebus di atas api kecil sambil
sesekali diaduk sampai menjadi sirop pekat. Angkat, biarkan kulit jeruk
tetap terendam dalam sirop semalaman.
Esoknya, masak lagi di atas api kecil hingga sirop gula hampir habis.
Keluarkan kulit jeruk dari sirop, hamparkan di atas nyiru, jemur hingga
setengah kering. Potong-potong kecil panjang, masukkan ke dalam wadah
tertutup. Agar tahan lama (1 bulan), simpan dalam lemari es.

Selain disantap sebagai kudapan, manisan kulit, jeruk bali bisa
dicampurkan ke dalam adonan cake, terutama untuk menggantikan manisan
sukade atau kulit jeruk parut. Manisan kulit jeruk yang dicampur manisan
kering buah-buahan akan memperkaya cita rasa fruitcake.

#Campuran salad buah
Siapkan 200 gram pepaya, 200 gram apel, 200 gram nanas, 200 gram melon
(semuanya dipotong dadu), dan jeruk bali ukuran sedang yang telah
dikupas, dibuang isinya, dan dipotong-potong sesuai selera. Tambahkan
stroberi dan kiwi untuk hiasan.
Siapkan juga bahan dressing, campuran alpukat yang telah diblender halus
dengan mayones. Tambahkan empat sendok madu, kocok dengan mikser sampai
rata, beri air secukupnya, lalu aduk rata. Bahan buah segar diatur dalam
mangkuk atau piring, kemudian disiram dengan dressing.

Kandungan Jeruk Bali
>Likopen
Kandungan likopen pada jeruk bali cukup tinggi, yaitu 350 mikrogram per
100 gram daging buah. Jika bersinergi dengan betakaroten (provitamin A)
yang banyak terdapat pada jeruk bali, likopen bisa berperan sebagai
antioksidan.
>Pektin
Jeruk bali mengandung pektin jauh lebih banyak dibandingkan dengan jenis
jeruk lainnya setelah dijus. Satu porsi jus jeruk bali mengandung lebih
dari 3,9 persen pektin. Setiap 15 gram pektin dapat menurunkan 10 persen
tingkat kolesterol. Berarti jeruk bali dapat menurunkan risiko penyakit
jantung.
>Zat aktif pembersih darah
Jeruk bali dipercaya mengandung zat aktif yang dapat membersihkan sel
darah merah yang telah tua di dalam tubuh dan menormalkan hematokrit,
yaitu persentase sel darah per volume darah. Tingkat hematokrit normal
pada wanita adalah 37-47 persen, sedangkan laki-laki 40-54 persen.
Rendahnya hematokrit akan menyebabkan anemia, tetapi jika sangat tinggi
dapat memicu penyakit jantung karena darah jadi mengental.
>Kalium
Jeruk bali (gravefruit) merupakan sumber kalium, vitamin A (440 IU),
bioflavonoid, dan likopen (350 ug/100g). Hasil penelitian, jeruk bali
termasuk antikanker yang sekaligus menyehatkan prostat.
>Vitamin C
Seperti jeruk lain, jeruk bali adalah sumber vitamin C (350 mikrogram
per 100 gram daging jeruk). Vitamin C sangat baik sebagai sumber
antioksidan.

Perokok dianjurkan untuk mengosumsi jeruk bali dua "siung" (helai dalam
buah) setiap hari.
Peningkatan kadar vitamin C di dalam darah mampu memperbaiki jaringan
yang rusak, bahkan kanker, akibat tidak stabilnya molekul radikal bebas
karena rokok dan polusi udara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar